Rekonstruksi
Tari
Jogged nini
Oleh
KADER
PELESTARI BUDAYA KABUPATEN TABANAN
1.1.
Pelestarian
Tari Joged Nini
Tabanan merupakan daerah agraris dimana
sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Tabanan dikenal
sebagai daerah yang memiliki hasil pertanian yang tinggi khususnya di provinsi
Bali. Sehingga Tabanan diberi julukan sebagai lumbung beras khususnya di provinsi Bali. Untuk mengungkkan rasa syukur atas hasil
panen yang melimpah, maka diciptakanlah sebuah seni gerak secara spontanitas,
yang dinamakan tari Joged Nini.
Tarian ini selalu dipentaskan setelah memanen padi. Seiring dengan perkembangan
politik di Indonesia yaitu datangnya PKI pada tahun 1960, tarian Joged Nini lebih diitonjolkan oleh
GERWANI ( Gerakan Wanita Indonesia ) dan BTI ( Barisan Tani Indonesia ) yang
merupakan organisasi binaan dari PKI. Akan tetapi, pada tahun 1965, PKI mengadakan
kudeta yang mengakibatkan pemerintah Indonesia melarang segala sesuatu yang
berbau PKI termasuk kesenian Joged Nini
yang merupakan salah satu keseian yang pernah dilestarikan oleh PKI. Hal
tersebut menyebabkan masyarakat menjadi takut untuk mementaskan tarian
tersebut. Tidak ada satupun masyarakat yang berani mementaskan tarian tersebut
walau tidak ada Undang-undang yang melarang pementasan tari Joged Nini. Sejak saat itu, tarian Joged Nini mulai ditinggalkan oleh
masyarakat.
Kita sebagai generasi muda Tabanan,
tentu memiliki rasa prihatin dan ingin kesenian tersebut kembali hadir di
tengah-tengah masyarakat. Adapun cara melestarikan Joged Nini tersebut adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat
khususnya di kabupaten Tabanan. Mengubah pola pikir yng dimaksuud adalah,
mengubah pola pikir masyarakat yang dari sebelumnya takut untuk mementaskan
tari Joged Nini menjadi berani dan
termotivasi untuk mementaskan kembali tarian tersebut. Kemudian merekontruksi
tarian tersebut baik melalui sosialisasi langsung maupun melalui perantara
media masa. Sehingga menjadi sadar dan yakin akan pentingnya tarian Joged Nini sebagai cirri khas Kabupaten
Tabanan yang merupakn daerah agraris.
Ketakutan masyarakat untuk mementaskan
tarian Joged Nini mengakibatkan
tarian tersebut punah. Namun dengan berubahnya pola pikir masyarakat, kesenian Joged Nini dapat dipentaskan kembali.
Akan tetapi untuk mengubah pola pikir masyarakat sangatlah sulit dan memutuhkan
jangka waktu yang lama. Dengan lestarinya tarian Joged Nini maka sector agraris akan berjalan lancar dan masyarakat
Tabanan menjadi makmur dan sejahtera.
1.2.
Pengembangan
Tari Joged Nini
Berdasarkan paradigma ketautan yang
terjadi di masyarakat, perlu adanya rekonstruksi ( upaya pelestarian ) terhadap
kesenian Joged Nini. Selain itu,
perlu dilakukannya suatu usaha pengembangan tarian Joged Nini di masyarakat. Pengembbangan yang dimaksud dapat berupa
pengenalan kembali atau mensosialisasikan tarian Joged Nini, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.
Dengan mensosialisasikan tarian tersebut, diharapkan generasi muda dan
masyarakat luas mengetahui apa dan bagaimana tarian Joged Nini yang dimaksud.
Upaya pengembangan yang lain adalah dengan
mengadakan festival tari Joged Nini.
Melalui festival tersebut, diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk
mempelajari dan mengetahui lebih jauh mengenai tarian Joged Nini. Pengembangan yang dimaksud dapat terlaksana dengan baik
bilamana semua pihak memang dapat melihat tarian ini dari segi kesenian dan
rasa syukur yang terkandung dalam tarian yang dimaksud, tanpa ada keterkaitan
dengan unsure lain ( politik dan ideologi ). Dari penggembangan ini setidaknya
kita dapat melestarikan kebudayaan kuno dan diharapkan selanjutnya dapat
memanfaatkan kesenian Joged Nini di
masyarakat.
1.3.
Pemanfaatan
Tari Joged Nini
Tari Joged
Nini sangat penting untuk dipentaskan kembali di masyarakat karena memiliki
banyak manfaat di berbagai aspek. Dalam aspek religi pementasan tarian ini bermanfaat
untuk melakukan Dewa Yadnya. Dewa Yadnya yang dimaksud adalah
pengungkapan rasa syukur terhadap Ida Sang Hyang Widi karena telah mendapatkan
hasil panen yang memuaskan. Selain bermanfaat untuk melakukan Dewa Yadnya, manfaat lainnya di bidang
religi adalah untuk melakukan Butha
Yadnya. Dengan mementaskan tarian Joged
Nini, secara tidak langsung kita turut melestarikan alam dan lingkungan,
karena tari Joged Nini mengajarkan
kepada masyarakat untuk selalu bersyukur dengan karunia alam yang diberikan
oleh Tuhan. Masyarakat yang selalu bersyukur atas karunia alam sekitarnya,
cendrung tidak akan merusak alam sekitar.
Dalam aspek sosial tari Joged Nini bermanfaat untuk menciptakan
suasana kekeluargaan dan gotong royong, mempersatukan masyarakat serta
meningkatkan rasa keterbukaan dalam masyarakat. Pada aspek budaya tari Joged Nini dapat menyalurkan bakat seni
masyarakat melalui tari, lagu dan instrument musik. Pada aspek pendidikan, tari
Joged Nini dapat memberikan pelajaran
untuk selalu bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widi akan segala anugerahNya
kepada kita, belajar untuk tidak egois dan belajar menjaga apa yang telah
dianugerahkan Tuhan yang Maha Esa kepada kita. Pada aspe ekonomi, tari Joged Nini bermanfaat untuk mendapatkan
penghasilan untuk daerah Tabanan.
Pemanfaatan tarian Joged Nini dapat dilakukan oleh seluruh kalangan, baik anak-anak,
dewasa maupun orang tua. Pemanfaatan tari Joged
Nini dapat dilakukan dengan cara merubah pola pikir masyarakat tentang
keberadan kesenian ini. Masyarakat harus mengerti bahwa tari Joged Nini tidak harus di takuti, akan
tetapi seharusnya tarian ini dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tujuan dari pemanaatan tari Joged Nini itu sendiri adalah agar
seluruh masyarakat Tabanan dan masyarakat Bali pada umumnya dapat merasakan
bahwa tari Joged Nini adalah milik
kita bersama dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-sehari. Tari Joged Nini juga diharapkan dapat diakui
oleh Pemerintah dan dijadikan sebagai tarian khas daaerah agraris yang berasal
dari Tabanan.
Dari pemanfaatan di atas dapat
disimpulkan bahwa tari Joged Nini memiliki
banyak manfaat di berbagai aspek baik dalam aspek religi, sosial, budaya,
pendidikan, dan ekonomi yang nantinya dapat memperkaya masyarakat baik dalam
bidang mental, fisik, pengetahuan maupun material.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar